Tanah airmu menjanjikan pemandangan nan eksotik.2 Desa Wisata Banyubiru Banten
Sarana rekreasi bersama keluarga,teman sejawat,komunitas lokasi yang tepat untuk belajar tentang alam ,tumbuhan dan sosial budaya atau rapat rapat kecil
Minggu, 28 Februari 2016
Kamis, 25 Februari 2016
Menjelajah Hutan Desa Wisata
Jadi keingetan ketika sekolah dulu ikut kegiatan menjelajah alam dalam keanggotaan pramuka.yang kami ingat kala itu regu kami adalah Regu Gajah.saya menjadi ketua regu dan diantara anggota kami yang sembilan orang paling jenius menguasai sandi-sandi morse dan sandi lain dalam kepramukaan adalah seseorang yang sekarang sedang melanglang buana di negeri orang kabarnya..
Dari gregetnya tidak berbeda jauh dengan kegiatan dulu sewaktu dikepramukaan malah ini lebih enteng tidak perlu menghafal sandi morse dan tak ada pluit atau bendera regu.
Laboratorum alam di desa wisata Banyubiru sungguh memberikan inspirasi betapa kita hidup itu harus memperhatikan alam.knapa..? jawabannya jika tidak ada petani di sawah siapa yang menyediakan beras,..jika tidak ada petani palawija siapa yang akan menyediakan sayur sayuran segar dipasaran dan lain sebagainya.
Ditengah perjalan kami disarankan berhenti di pos pertama sekedar untuk beristirahat dan menikmati kelapa muda hijau yang langsung dipanjat oleh Guidenya, hal yang menarik lainnya adalah banyaknya buah-buahan yang yang jatuh dan bisa kita pungut dan langsung dimakan.
Jejeran buah Nenas muda yang berwarna kemerahan pada bagian mahkotanya sebuah pemandangan yang indah apalagi untuk yang punya kegemaran photography.
Ketika kami mendekati kampung dalam pejalanan terahir sekelompok anak-anak sedang bermain Sonlah diselingi suara duk,,duk,,duk,,dari arah dapur warga yang yang sedang memproduksi emping melinjo.belum lagi pemandangan alam dan obyek lainnya selama diperjalanan.
Ketika kami mendekati kampung dalam pejalanan terahir sekelompok anak-anak sedang bermain Sonlah diselingi suara duk,,duk,,duk,,dari arah dapur warga yang yang sedang memproduksi emping melinjo.belum lagi pemandangan alam dan obyek lainnya selama diperjalanan.
Untuk memilih paket Tracking ini kami harus membayar uang sebesar Rp 25.000,-( dua puluh lima ribu rupiah)memang masuk akal juga sih mungkin pengelola sudah memperhitungkan untuk bayar gaji pemandu,biaya kelapa muda dan hal lainnya yang kami tidak tahu. tapi tidak terasa beratlah dibanding kepuasan yang kami dapatkan malah menurutku masih terlalu murah
kegiatanku di DWB sungguh membuat kami kembali belajar dan salah satu yang terasakan hawa yang sejuk ditengah hutan inilah yang tidak akan pernah kami dapatkan ditengah perkotaan karena kelebihan lainnya dalah jauh dari gas emisi karbon yang dihasilkan oleh knalpot kendaraan.
Kami ingin memaknai kegiatanku menerobos hutan dan kebun masyarakat adalah menempa diri agar kita kembali ingat bahwa alam adalah segalanya,ia adalah sumber kehidupan .banyaknya air di perkotaan lewat PDAM adalah pasokan air dari gunung dan hutan makanya alam adalah memang sumber kehidupan.
Terima kasih kepada pengelola desa wisata banyubiru ternyata masih ada segelintir manusia yang menengok dan mengarahkan kepada alam bukan saja dilihat dari sisi bisnisnya namun memang uang bukanlah segalanya...
BRAVO Desa Wisata Banyubiru...
Rabu, 24 Februari 2016
Mewujudkan impian
- Untuk mewujudkan sebuah ide,gagasan apalagi sarat dengan idealisme tentu tidaklah semudah membalikan telapak tangan,semua pasti dihadapkan pada tantangan dan kerja keras.
- Rintisan Desa wisata Banyubiru dan Laboratorium alam ini digagas oleh dua orang pegiat lingkungan dan pariwisata Basith Djoma dan Ofat Sofwatudin dua orang bocah kampung mereka ingin mewujudkan impiannya dengan mengusung misi pelestarian alam maka impiannya diwujudkan dalam bentuk paket rintisan Desa Wisata.
Dengan mengedepankan misi perlestarian alam dan memperhatikan lingkungan mulai dibangun sebuah gerakan yang dimulai dengan bersih-bersih lingkungan bekerjasama dengan SMK Banten Raya STISIP Pandeglang dimana selama tiga hari mereka berkemah didesa ini dan setiap harinya bergerak untuk memungut sampah di bantaran sungai batu Bantar Panjang yang membelah kampung Bantar Panjang dengan kampung sebelahnya.lambat laun masyarakat harus dibangun kesadarannya melalui gerakan ini agar tidak lagi membuang sampah dan buang air besar ke sungai atau ke aliran parit.
Hal lainnya adalah tentang cinderamata dan gerainya.bagaimana agar masyarakat bisa menjadi lebih kreatif mengolah produk unggulan seperti emping melinjo yang ber merk atau keterampilan lainnya seperti kerajinan tangan,makanan olahan sebagai dan lain-lain.
Pada sisi edukasi pengelola Lab alam menyelenggarakan kegiatan sekolah alam /kursus bahasa asing bagi anak-anak kls 4,5,6 sekolah dasar secara gratis yang setipa hari jum’at sore dan minggu sore untuk kegiatan ini dilaksanakan di saung soklat atau dialam terbuka jika cuaca sedang bagus (di lokasi Lab alam) seperti yang pernah diliput station televisi swasta RCTI untuk semua kegiatan yang dikelola di desa wisata ini beberapa waktu lalu.dan kedepan kami ingin memperkenalkan mereka tentang komputerisasi
Misi pelestarian alam
Pengunjung diwajibkan membawa bibit pohon apa saja yang kemudian akan ditanam di lokasi dengan taging penanam pohon tersebut.
Semua itu sedang dilakukan namun tentu saja perlu sokongan dari berbagai pihak.
Banyubiru Green Resort
Ketika Tuhan berbisik tentang keindahan alamnya....ia bisa lewat angin,matahari dan beberapa ciptaan lainnya.kenikmatan memang harus dicari,ditempuh....rasakan sensasi alam di Desa Wisata Banyubiru
Si Bolang dari Banyubiru yang mulai gemar membaca
sibolang DWB mulai gemar membaca koleksi buku2 yg ada di Lab Alam DWB,,setiap sore mereka meyempatkan waktunya ut sekedar mengisi pengetahuan walaupun hanya di tengah alam.....inovasi baru ke dalam hutan mereka hendak baca buku dan bukan mungut melinjo yg jatuh atau berburu kayu bakar.
Bagi pengunjung atau donatur lain yang ingin menyumbangkan buku buku bacaannya bisa menghubungi langsung pengelola Lab Alam ini di no 087772329339( Kisunda ) atau melalui inbok akun FB desa wisata Banyubiru. email wisata.banyubiru@gmail.com
sesuatu di Propinsi Banten
saat saat menikmati semilir angin yang membawa oksigen |
seperti dalam permadani alam |
Terima kasih Tuhan sudah membawaku kesini |
Hari itu kami dan kawan-kawan berkemas menepati janji melalui BBM dengan kawan-kawan untuk berkunjung ke suatu lokasi wisata keluarga yang kelihatannya rada-rada lain ,mengingat spot yang akan kami kunjungi kali ini kelihatannya bener-bener back to nature.disana kami bisa melepaskan kepenatan yang selama sepekan sangat membuat kami penat dengan kesibukan.satu hal yang membuat kami penasaran kami bisa berbaur dengan alam yang benar-benar terasa.hawa sejuk yang menerpa kami saat kami duduk santai kami yakin itulah angin yang ditiupkan Tuhan bersama oksigen yang sengaja dihadiahkan untuk kami....Luar biasa celetuk kawanku disebelah sambil berbaring di pondokan tepi sawah...
nyanyian burung serta gesekan dedaunan semakin menambah kehangatan bahwqa alam begitu mau bersatu dengan kami...
Terima kasih Tuhan sudah membawa kami ke desa wisata Banyubiru,,,hanya saja kami belum puas karena kami tidak sempat untuk mengunjungi produksi rumahan pembuatan emping melinjo yang katanya bahwa produksi emping melinjo dari daerah ini nomor satu dunia. karena waktu yang sempit dan tidak sempat menginap...lain kali kami akan menyempatkan lagi untuk mengunjungimu DWB...My Trip My Adventure !!!!teriakan kami sewaktu berada dipematang sawah ketika DWB kami tinggalkan..
ayo explore negrimu |
kenanganku di DWB |
its hard to say goodbye |
Selasa, 23 Februari 2016
Berbagi dengan alam lewat bidikan obyek yang indah
Untuk yang gemar photography mungkin disini bisa menjadi alternative.selain itu bagi pengunjung kami engelola mnerapkan aturan dan mewajibkan agar membawa bibit pohon yang kemudian akan ditanam langsung oleh sipembawa bibit pohon dengan taging nama penanam.
Jika kita mau merenungkan ketika kita merekam satu obyek dialam kemudian langsung diolah menjadi setumpuk uang,lalu apa kiprah kita,apa sumbangan kita buat alam ...sudah adilkah kita..?
DWB meramu berbagai kepentingan kita dengan alam,makanya setiap pengunjung yang datang ke Lab Alam desa Wisata Banyubiru di wajibkan membawa bibit pohon untuk ditanam langsung bertujuan sepeeti itu.Mari lestarikan alam yang begini inadah dengan penataan yang rapi,pelestarian yang konsisten dan mejaga tetap lestari,,,,Hijau alam kita maka tenteramlah bumi sebagai warisan bagi anak cucu kita dimasa yang akan datang..
Kenali aku luar dalam
Desa wisata dan Laboratorium Alam yang sedang dirintis oleh Bantar Panjang Selaras semakin menambah kekayaan tempat berwisata bagi masyarakat luar hususnya bagi masyarakat lokal. potensi ini diyakini oleh pengelolanya sebagai asset tabungan berbuat baik kepada alam yang sudah pasti akan berimbas positif bagi masyarakat sekitar.
lokasi ini sangat cocok bagi pecinta lingkungan dan para pelestari alam,merasakan hawa sejuk rimbun dedaunan itu yang dirindukan oleh masyarakat perkotaan bahkan tidak hanya untuk masyarakat perkotaan didesa saja sekarang banyak lahan yang tergerus pembangunan yang tidak memperhatikan kesimbangan alamnya maka jadilah derah yang awalnya hutan berubah menjadi kawasan yang gersang karena eksploitasi besar-besaran terhadap kandungan yang ada didalamnya.
- lokasi ini sangat cocok bagi pecinta lingkungan dan para pelestari alam,merasakan hawa sejuk rimbun dedaunan itu yang dirindukan oleh masyarakat perkotaan bahkan tidak hanya untuk masyarakat perkotaan didesa saja sekarang banyak lahan yang tergerus pembangunan yang tidak memperhatikan kesimbangan alamnya maka jadilah daerah yang awalnya hutan berubah menjadi kawasan yang gersang karena eksploitasi besar-besaran terhadap kandungan yang ada didalamnya.
lokasi ini sangat cocok bagi pecinta lingkungan dan para pelestari alam,merasakan hawa sejuk rimbun dedaunan itu yang dirindukan oleh masyarakat perkotaan bahkan tidak hanya untuk masyarakat perkotaan didesa saja sekarang banyak lahan yang tergerus pembangunan yang tidak memperhatikan kesimbangan alamnya maka jadilah derah yang awalnya hutan berubah menjadi kawasan yang gersang karena eksploitasi besar-besaran terhadap kandungan yang ada didalamnya.lokasi ini sangat cocok bagi pecinta lingkungan dan para pelestari alam,merasakan hawa sejuk rimbun dedaunan itu yang dirindukan oleh masyarakat perkotaan bahkan tidak hanya untuk masyarakat perkotaan didesa saja sekarang banyak lahan yang tergerus pembangunan yang tidak memperhatikan kesimbangan alamnya maka jadilah derah yang awalnya hutan berubah menjadi kawasan yang gersang karena eksploitasi besar-besaran terhadap kandungan yang ada didalamnya.lokasi ini sangat cocok bagi pecinta lingkungan dan para pelestari alam,merasakan hawa sejuk rimbun dedaunan itu yang dirindukan oleh masyarakat perkotaan bahkan tidak hanya untuk masyarakat perkotaan didesa saja sekarang banyak lahan yang tergerus pembangunan yang tidak memperhatikan kesimbangan alamnya maka jadilah derah yang awalnya hutan berubah menjadi kawasan yang gersang karena eksploitasi besar-besaran terhadap kandungan yang ada didalamnya.lokasi ini sangat cocok bagi pecinta lingkungan dan para pelestari alam,merasakan hawa sejuk rimbun dedaunan itu yang dirindukan oleh masyarakat perkotaan bahkan tidak hanya untuk masyarakat perkotaan didesa saja sekarang banyak lahan yang tergerus pembangunan yang tidak memperhatikan kesimbangan alamnya maka jadilah derah yang awalnya hutan berubah menjadi kawasan yang gersang karena eksploitasi besar-besaran terhadap kandungan yang ada didalamnya.
kedepan di lokasi ini segera dibangun perpustakaan untuk menumbuhkan minat baca bagi anak-anak dan orang dewasa,MCK agar sanitasi dan lingkungan tetap terjaga ,pasar wisata dimana banyak dijual produk masyarakat seperti Kue Apem,Emping serta olahan lainnya yang diproduksi langsung didapur masyarakat.
Agar program ini bisa dirasakan oleh masyarakat diperlukan kerja padu dengan mengambil bagian masing-masing seperti bagaimana mengelola sampah yang ramah lingkungan,membangun pos kesehatan seperti memiliki ambulan desa dan fasilitas lain untuk menunjang kesehatan warga.
Pada sektor pertanian pembenahan infrastuktur seperti irigasi yang belum maksimal seperti bebrapa lahan pertanian seperti sawah yang hanya bisa ditanami jika musim penghujan karena ada bagian saluran air yang terpaksa tidak berfungsi karena belum terkoordinasi dengan baik tentang pembagian air untuk areal pesawahan lainnya jika dipaksakan akan berakibat fatal bagi kerukunan masyarakat petani,seperti banyak contok keributan hanya masalah rebutan air untuk mengaliri sawah dan pembagian yang belum adil atau ego sektoral.
Untuk menunjang itu semua diperlukan koordonasi yang terpadu antar lembaga yang terkait.
mewujudkan suatu impian bisa dilakukan manakala ada kemauan dari berbagai pihak semoga Desa Wisata Banyubiru bisa terealisasi seperti dambaan banyak orang pemilik jiwa-jiwa yang tenang.
Pada sektor pertanian pembenahan infrastuktur seperti irigasi yang belum maksimal seperti bebrapa lahan pertanian seperti sawah yang hanya bisa ditanami jika musim penghujan karena ada bagian saluran air yang terpaksa tidak berfungsi karena belum terkoordinasi dengan baik tentang pembagian air untuk areal pesawahan lainnya jika dipaksakan akan berakibat fatal bagi kerukunan masyarakat petani,seperti banyak contok keributan hanya masalah rebutan air untuk mengaliri sawah dan pembagian yang belum adil atau ego sektoral.
Untuk menunjang itu semua diperlukan koordonasi yang terpadu antar lembaga yang terkait.
mewujudkan suatu impian bisa dilakukan manakala ada kemauan dari berbagai pihak semoga Desa Wisata Banyubiru bisa terealisasi seperti dambaan banyak orang pemilik jiwa-jiwa yang tenang.
DESA BANYUBIRU, POTENSI DESA WISATA ALAM DAN SEJARAH
BANYUBIRU merupakan salah satu desa di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang berbatasan langsung dengan Desa Caringin di sebelah barat, Desa Tenjo Lahang di sebelah timur, Desa Banyumekar di bagian Selatan dan Desa Pejamben di sebelah utara. Secara geografis Banyubiru terletak dijalur kawasan wisata strategis melalui jalan alternatif Pandeglang, Mengger, Mandalawangi, Caringin, Carita. Desa Banyubiru juga merupakan sentra perajin emping yang terkenal.
Menurut catatan sejarah dalam buku “Kejayaan Banten Masa Lalu” karya Halwani Mihrob dijelaskan bahwa pada abad ke-18 Desa Banyubiru merupakan sentra hasil bumi berupa cokelat (cacao), kopi, lada dan lainnya. Setiap hari komoditas itu diangkut menggunakan kapal-kapal dagang Belanda (VOC) melalui muara Caringin di perairan Selat Sunda di bagian hilir, menyusuri daerah aliran Sungai Cisanggoma menuju ke hulu yakni Sungai Kampung Bantar Panjang.
Beberapa makam keramat di desa itu kerap dikunjungi peziarah dari luar. Hal ini menandakan Desa Banyubiru merupakan persinggahan para penyebar agama Islam di daerah Labuan. Beberapa makam keramat tersebut antara lain, Syekh Kalapa 12, Syekh Afiudin, Nyai Sri Pandan Wangi dan Syekh Waliakis.
Desa Banyubiru juga tidak dapat dipisahkan dari legenda masyarakat lokal yang terkenal yaitu Regen Boncel, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin, yang bekerja sebagai pengurus kuda di Kabupaten Caringin hingga sukses menjadi seorang pejabat (Regen/Bupati). Namun kemudian setelah menjadi pejabat, dia tidak mengakui ibunya pada saat menemuinya di kadipaten. Konon kata masyarakat sekitar, ibunya Regen Boncel yang merasa sedih dan kecewa atas sikap anaknya itu, berlari menuju Kampung Bantar Panjang dan menghilang ditelan hutan Desa Banyubiru ketika para Hulubalang mengejarnya untuk dibawa ke Kadipaten Caringin atas perintah Regen Boncel.
Mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perkebunan serta perikanan darat air tawar. Beberapa luasan hamparan pesawahan bergantung pada musim penghujan dan ada juga yang terairi melalui irigasi dari bendungan Badudun di Kampung Bantar Panjang Girang. Buah buahan tropis yang dihasilkan di Desa Banyubiru antara lain mangga, rambutan, duku, pisitan, kokosan, salak, menteng, kecapi, manggis, pisang, cokelat, kopi dan kelapa. Sumber pendapatan lainnya dari kebun mereka adalah melinjo, timun, ubi, singkong, kacang panjang, daun salam, sereh, dan lain lain yang dapat dengan mudah dijual.
Kegiatan lainnya yang dilakukan adalah beternak ayam, itik, kambing dan kerbau. Pengolahan lahan sawah pertanian masih ada yang menggunakan cara tradisional dan beberapa di antaranya sudah menggunakan traktor yang disewakan. Desa ini pun menjadi sentra timun suri di Kecamatan Labuan pada setiap datangnya bulan Ramadhan.
Desa Banyubiru dapat dengan mudah diakses melalui beberapa jalur antara lain Kota Labuan – Kampung Karet – Kampung Citanggok – Kampung Pangulon (Petilasan Prabu Kian Santang) – Desa Banyubiru (4 km), Labuan (Ciateul) – Kampung Makui – Kampung Sepen (Desa Banyumekar) – Desa Banyubiru (4 km), Pantai Carita – Caringin Lor - (Belok kiri arah Jiput) – Kampung Siruang – Kampung Picung Bera – (belok kanan) – Banyubiru (5,5 km), dan Pandeglang – Mengger – Mandalawangi – Jiput – Tenjo Lahang (belok kiri) – Bantar Panjang (40 km).
Disinggahi wisatawan asing
Desa Banyubiru sudah dikenalkan ke mancanegara sejak 2 tahun yang lalu sebagai tempat transit menginap 1 sampai 2 malam bagi wisatawan mancanegara yang akan melakukan perjalanan wisata minat khusus ke Taman Nasional Ujung Kulon dan Cagar Alam Gunung Krakatau.
“Tamu kami sebagian besar berasal dari negara Perancis atau dari negara yang berbahasa Perancis seperti Belgia, Swiss, Kanada, Martinik dan Guadelup. Wisatawan dari negara lain juga sudah singgah seperti Belanda, Ceko, Spanyol, Jerman, Russia bahkan Afrika Selatan,” kata Direktur Eksekutif dari Friends of Rhino, Ofat Sofwatudin.
Dia berharap, desa ini bisa dikembangkan lagi oleh pemerintah, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi
BANYUBIRU merupakan salah satu desa di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang berbatasan langsung dengan Desa Caringin di sebelah barat, Desa Tenjo Lahang di sebelah timur, Desa Banyumekar di bagian Selatan dan Desa Pejamben di sebelah utara. Secara geografis Banyubiru terletak dijalur kawasan wisata strategis melalui jalan alternatif Pandeglang, Mengger, Mandalawangi, Caringin, Carita. Desa Banyubiru juga merupakan sentra perajin emping yang terkenal.
Menurut catatan sejarah dalam buku “Kejayaan Banten Masa Lalu” karya Halwani Mihrob dijelaskan bahwa pada abad ke-18 Desa Banyubiru merupakan sentra hasil bumi berupa cokelat (cacao), kopi, lada dan lainnya. Setiap hari komoditas itu diangkut menggunakan kapal-kapal dagang Belanda (VOC) melalui muara Caringin di perairan Selat Sunda di bagian hilir, menyusuri daerah aliran Sungai Cisanggoma menuju ke hulu yakni Sungai Kampung Bantar Panjang.
Beberapa makam keramat di desa itu kerap dikunjungi peziarah dari luar. Hal ini menandakan Desa Banyubiru merupakan persinggahan para penyebar agama Islam di daerah Labuan. Beberapa makam keramat tersebut antara lain, Syekh Kalapa 12, Syekh Afiudin, Nyai Sri Pandan Wangi dan Syekh Waliakis.
Desa Banyubiru juga tidak dapat dipisahkan dari legenda masyarakat lokal yang terkenal yaitu Regen Boncel, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin, yang bekerja sebagai pengurus kuda di Kabupaten Caringin hingga sukses menjadi seorang pejabat (Regen/Bupati). Namun kemudian setelah menjadi pejabat, dia tidak mengakui ibunya pada saat menemuinya di kadipaten. Konon kata masyarakat sekitar, ibunya Regen Boncel yang merasa sedih dan kecewa atas sikap anaknya itu, berlari menuju Kampung Bantar Panjang dan menghilang ditelan hutan Desa Banyubiru ketika para Hulubalang mengejarnya untuk dibawa ke Kadipaten Caringin atas perintah Regen Boncel.
Mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perkebunan serta perikanan darat air tawar. Beberapa luasan hamparan pesawahan bergantung pada musim penghujan dan ada juga yang terairi melalui irigasi dari bendungan Badudun di Kampung Bantar Panjang Girang. Buah buahan tropis yang dihasilkan di Desa Banyubiru antara lain mangga, rambutan, duku, pisitan, kokosan, salak, menteng, kecapi, manggis, pisang, cokelat, kopi dan kelapa. Sumber pendapatan lainnya dari kebun mereka adalah melinjo, timun, ubi, singkong, kacang panjang, daun salam, sereh, dan lain lain yang dapat dengan mudah dijual.
Kegiatan lainnya yang dilakukan adalah beternak ayam, itik, kambing dan kerbau. Pengolahan lahan sawah pertanian masih ada yang menggunakan cara tradisional dan beberapa di antaranya sudah menggunakan traktor yang disewakan. Desa ini pun menjadi sentra timun suri di Kecamatan Labuan pada setiap datangnya bulan Ramadhan.
Desa Banyubiru dapat dengan mudah diakses melalui beberapa jalur antara lain Kota Labuan – Kampung Karet – Kampung Citanggok – Kampung Pangulon (Petilasan Prabu Kian Santang) – Desa Banyubiru (4 km), Labuan (Ciateul) – Kampung Makui – Kampung Sepen (Desa Banyumekar) – Desa Banyubiru (4 km), Pantai Carita – Caringin Lor - (Belok kiri arah Jiput) – Kampung Siruang – Kampung Picung Bera – (belok kanan) – Banyubiru (5,5 km), dan Pandeglang – Mengger – Mandalawangi – Jiput – Tenjo Lahang (belok kiri) – Bantar Panjang (40 km).
Disinggahi wisatawan asing
Desa Banyubiru sudah dikenalkan ke mancanegara sejak 2 tahun yang lalu sebagai tempat transit menginap 1 sampai 2 malam bagi wisatawan mancanegara yang akan melakukan perjalanan wisata minat khusus ke Taman Nasional Ujung Kulon dan Cagar Alam Gunung Krakatau.
“Tamu kami sebagian besar berasal dari negara Perancis atau dari negara yang berbahasa Perancis seperti Belgia, Swiss, Kanada, Martinik dan Guadelup. Wisatawan dari negara lain juga sudah singgah seperti Belanda, Ceko, Spanyol, Jerman, Russia bahkan Afrika Selatan,” kata Direktur Eksekutif dari Friends of Rhino, Ofat Sofwatudin.
Dia berharap, desa ini bisa dikembangkan lagi oleh pemerintah, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi
Langganan:
Postingan (Atom)